Jumat, 26 November 2010

PENGARUH TAYANGAN KARTUN TERHADAP DAYA KHAYAL ANAK

Sebagai media massa, tayangan televisi sangat memungkinkan bisa ditonton anak-anak termasuk acara-acara yang ditujukan untuk orang dewasa. Saat ini setiap stasiun televisi telah menyajikan acara-acara khusus untuk anak.
Walaupun acara khusus anak tersebut masih sangat minim.
Tayangan televisi untuk anak-anak tersebut tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan film kartun di dalamnya. Hal tersebut terjadi karena film kartun merupakan salah satu jenis tayangan yang sangat populer di lingkungan anak- anak bahkan tidak sedikit orang dewasa yang menyukai film ini. Biasanya cerita-cerita yang tersaji dalam kartun bertema kehidupan sehari-hari ini adalah pengalaman sehari-hari anak-anak di lingkungannya, bisa berupa kenakalan-kenakalan dalam permainan, peristiwa di sekolah, kejadian di seputar rumah sang tokoh, atau kehidupan semua tokohnya dalam pergaulan sosial di lingkungannya. Peristiwa pembunuhan, penganiayaan berat (misalnya pemukulan hingga terbunuhnya seseorang) juga didapati pada film kartun tertentu. Oleh karena itu, kemungkinan jenis adegan kekerasan yang muncul di dalam film kartun, yaitu film kartun action. Meskipun ide umum cerita berupa kejadian sehari-hari yang nyata, bukan berarti tidak ada kemungkinan untuk menggali cerita yang bersifat khayal dalam film kartun. Hal ini tentunya berdasarkan segmen khalayak yang dipasarkan dalam film kartun adalah anak-anak yang sangat suka berfantasi atau berkhayal, sehingga tokoh dan alur cerita yang khayal mempunyai kemungkinan untuk tersaji. Namun demikian, tema sentralnya tetap nyata (tidak fiktif)
Berbagai tayangan kartun yang hadir di layar kaca di Indonesia masih didominasi oleh film yang berasal dari luar negri. Beberapa di antaranya adalah Batman, Superman, Tom and Jerry, Sponge Bob, dsb. Begitu pula film kartun Jepang, seperti Doraemon, Sailoor Moon, Dragon Ball, Crayon Shinchan, dst.
Jika kita perhatikan, di beberapa film kartun yang bertemakan kepahlawanan tersebut pemecahan masalah tokohnya cenderung dilakukan dengan cepat dan mudah melalui tindakan kekerasan. Cara-cara seperti ini relatif sama dilakukan oleh musuhnya (tokoh antagonis). Ini berarti tersirat pesan bahwa kekerasan harus dibalas dengan kekerasan, begitu pula kelicikan dan kejahatan lainnya perlu dilawan melalui cara-cara yang sama. Hal tersebut tentunya dapat menimbulkan daya khayal yang akan timbul pada pikiran anak-anak tersebut dan berdampak negatif terhadap audience yang kebanyakan adalah anak- anak.
Banyaknya tayangan kartun di telivisi yang tentunya banyak digemari oleh anak- anak membuat khawatir masyarakat terutama orang tua. Kekhawatiran orang tua tersebut disebabkan karena kemampuan berpikir anak masih relatif sederhana. Mereka masih cenderung menganggap apa yang ditampilkan di televisi sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Mereka masih sulit membedakan mana perilaku atau tayangan yang fiktif dan mana yang memang kisah nyata. Mereka juga masih sulit memilah-milah perilaku yang baik sesuai dengan nilai dan norma agama dan kepribadian bangsa. Adegan kekerasan, kejahatan, konsumtif, termasuk perilaku seksual di layar televisi diduga kuat berpengaruh terhadap daya khayal anak.
Beberapa ahli psikologi menegaskan bahwa perilaku manusia pada hakekatnya merupakan proses interaksi individu dengan lingkungannya. Sikap dan perilaku itu dapat di bentuk melalui proses pembiasan dan pengukuhan lingkungan. Jika dilihat dari masalah ini, pembiasan pembiasan dan pengukuhan lingkungan anak dapat dibentuk melalui tayangan televisi yang sesuai dengan nilai, norma, dan kerpribadian bangsa. Karena saat ini tayangan televisi setiap saat bisa ditonton anak-anak.
Tayangan televisi berupa film kartun yang di tayangkan di berbagai televisi swasta di Indonesia dapat dikatakan layak ditonton oleh anak- anak. Hal ini terjadi karena memang ada beberapa contoh tayangan kartun yang memang mamiliki efek negatif bagi anak-anak, diantaranya adalah :
- Crayon shinchan, Film animasi yang diputar RCTI ini begitu dikenal anak-anak. Dalam versi komik volume 1, digambarkan orang tua Shinchan sedang (maaf) menyalurkan hubungan biologis tanpa mengunci pintu kamar. Shinchan yang terbangun mau buang air kecil, tanpa sengaja masuk ke kamar orang tuanya dan melihat adegan itu. “Main gulat diam-diam saja, saya juga mau,” kata anak yang konon berusia 5 tahun ini. “Iya, ini main gulat,” sang ibu terpaksa membohongi anaknya demi menghindari malu. Shinchan juga sering berkomentar seputar pantat, dada, dan bahkan kemaluan (diri dan orang lain). Hal-hal semacam itu tersaji sebab sebenarnya Crayon Shinchan memang untuk konsumsi orang dewasa. Tidak dapat di bayangkan apabila anak-anak kecil memiliki pandangan lain terhadap adegan- adegan fulgar yang ada di dalam film tersebut, maka aksi pornografi dan penyimpangan seks di kalangan anak dapat saja terjadi.
- Pokemon (Pocket Monster), Film kartun asal jepang yang ditayangkan di Indosiar ini menampilkan beberapa monster yang berasal dari binatang- binatang yang lucu. Salah satu yang menjadi kegemaran anak- anak adalah pikachu, Pikachu adalah monster kucing imut-imut berwarna kuning yang sakti dan selalu menang dalam pertarungan. Beberapa waktu yang lalu dalam KOMPAS diberitakan bahwa, Bocah 4 tahun bernama Ferhat Altinbas bergegas menuju balkon apartemennya. Televisi yang tiap menemaninya masih menyala, ditinggal begitu saja. Dalam benaknya hanya terbayang, sebentar lagi ia akan jadi monster hebat seperti Pikachu yang bisa melayang. Begitu sampai di bibir balkon, tanpa basa basi bocah lelaki ini melompat. Hasilnya, bukan monster yang hebat, tapi Ferhat masuk rumah sakit di Mersin, Turki Selatan. Kakinya patah, beberapa bagian tubuhnya luka cukup parah. Ketika ditanya dokter perihal perbuatannya yang nekad itu, si kecil Ferhat menjawab enteng, “Saya Pokemon, dan saya melayang seperti dia.”. Dari contoh tersebut dapat kita lihat betapa ngerinya apabila tayangan kartun mulai berdampak negative terhadap daya khayal anak- anak yang masih berusia sangat dini.
- Samurai X, film yang pada awalnya tayang di SCTV ini memang sudah lama berakhir. Namun menjamurnya rasa suka terhadap film ini di kalangan anak masih dapat kita lihat. Film ini banyak berisi kekerasan, dari mulai Kenshin, sang tokoh utama yang dulunya adalah seorang samurai berdarah dingin yang selalu membantai setiap orang yang ia temui sampai pada Hatori, bocah yang masih kecil yang sudah sangat lihai memainkan pedang untuk melawan musuh. Dengan banyaknya kekerasan yang ada di dalam film ini sangat memungkinkan untuk menjadikan anak- anak di bawah umur berkhayal untuk selalu ingin lebih hebat dari yang lain dan juga selalu ingin tampil jagoan.
Tayanyan kartun yangn berisi kekerasan sangat banyak beredar selain hanya film Samurai x. beberapa dia antaranya adalah Kungfu Kids,i TPI ada Tazmanian Devil dan Power Rangers in Space, Indosiar menyajikan Power Rangers Turbo, Ultraman, Dragon Ball, Ninja Hattori, dan sebagainya. RCTI seperti P-Man, dan Kobo Chan
- SpongeBobs, Film kartun yang sedang marak dibicarakan ini mengajarkan anak untuk bertindak ceroboh, dan berfikir menyimpang. Walau terkesan lucu dan konyol, namun hal tersebut dapat berakibat buruk bagi anak- anak. Pada suatu episode tertentu menceritakan bahwa spongebob sedang sakit dan ia hendak pergi ke rumah sakit, namun temannya yang bernama Patricks menceritakan bahwa jika ia pergi ke rumah sakit maka ia diharuskan untuk duduk di ruang tunggu di rumah sakit pada saat mengantri, kemudian ia akan di periksa dokter dengan alat yang bernama statoscope, sebenarnya tidak ada yang salah dari cerita yang diucapkan oleh patrics. Namun, hal tersebut membuat spongebob tidak jadi pergi ke rumah sakit karena takut. Contoh yang diberikan film ini dapat dengan mudahnya mengubah pola pikir anak yang tadinya bersikap wajar menjadi tidak wajar seperti apa yang kerap dilakukan oleh spongebob.
- Tom and Jerry, film kartun ini di tayangkan di TPI. Dalam film ini, Tom dan Jerry selalu bermusuhan, dan tidak jarang mengandung kekerasan di dalamnya. Contohnya adalah ketika Jerry sedang dikejar- kejar oleh Tom, tiba- tiba Jerry menemukan pisau dan langsung menusukkaan pisau tersebut kepada Tom. Selain terdapat kekerasan, film ini mengajari anak- anak untuk selalu bermusuhan terhadap temanya, seperti Tom dan Jerry yang tidak pernah akur.
- Doraemon, film kartun ini biasa di tayangkan di RCTI setiap hari minggu. Film kartun ini sudah sangat lama muncul di layar kaca pertelevisian kita. Film kartun ini juga di anggap berbahaya bagi anak- anak karena terdapat hal- hal yang sangat tidak masuk akal di dalamnya. Dalam berbagai episodenya, banyak dikisahkan bagaimana Doraemon menemukan berbagai kekuatan ajaib dari kantungnya untuk memecahkan masalah yang dihadapi Nobita. Kekuatan ajaib itu bisa diidentikkan dengan imajinasi anak-anak untuk mendapatkan sesuatu dengan mudah. Misalnya pada salah satu episode dikisahkan Nobita bisa membuat orang lain mau melakukan apa yang diinginkannya, karena adanya alat dari kantung ajaib Doraemon. Nobita menyuruh ibunya mengerjakan pekerjaan rumah dari gurunya. Pengaruh alat ajaib yang diberikan Doraemon, membuat ibunya mau mengerjakannya dan Nobita dengan riang bermain-main. Namun ketika waktunya makan, ibunya tak mau memasak karena itu adalah pekerjaan ibu bukan anak-anak. Nobita pun terperangah, karena kini ia telah beralih peran dengan ibunya. Ia kembali ke dunia nyata bahwa sebagai anak sekolah ia tak bisa menyuruh orang lain mengerjakan pekerjaan rumahnya. Sementara peran ibunya pun tak bisa digantikan oleh Nobita. Sikap malas dan selalu ingin mendapatkan kemauannya tanpa kerja keras yang dimiliki Nobita membuat banyak anak beranggapan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini dapat dengan mudah ia dapatkan apabila ia memiliki teman seperti Doraemon atau memiliki kantong ajaib seperti kantong yang dimiliki oleh doraemon.

1 komentar: